Minum Kopi Medan (MIKO): Menikmati Kopi Langsung dari Petani Part 2
- Lokasi dan akun Instagram masih sama
- Foto menggunakan Realme 5 Pro
Ad Placement
Sudah lama gak cerita tempat bakso ini. Sekalinya cerita, eh uda lama banget. Terakhir kali di tahun 2018, saat masih semangat blogwalking dan mencari konten
Cerita Bakso Eko Roso versi dulu disini
Nah tempat yang kukunjungi masih di lokasi yang sama, Jalan Aksara. Sedangkan waktu datang jam 12.00 wib karena saya ingat kalau kecepatan datang, pasti belum buka
Untuk pesanan masih sama, Mie Ayam Bakso & Bakso Kwetiau. Sedangkan rasanya, masih enak walaupun kami sudah lupa dengan rasa lamanya
Akhir kata, senang rasanya bisa mencoba tempat yang pernah dikunjungi dan bagusnya lagi masih ada hingga sekarang (^^)
Catatan:
Sudah lama gak mencoba tempat makan yang menawarkan "All You Can Eat". Alasannya, karena batasan waktu dan godaan menghabiskan makanan sepuasnya yang berujung eneg/enek. Jadi setiap mau mencoba menu ini wajib belum makan dan tentu gak disarankan karena bisa membuat perut terkejut.
Namun beda cerita bagi penikmat menu ini dan terbukti cukup banyak yang saya temukan seperti Simhae, Pochajjang, Shaburi & Kintan Buffet, Da Saranghae dan masih banyak lagi. Untuk tempat yang baru saya kunjungi adalah Mojiatang Shabu & Grill yang berlokasi cukup strategis seperti tempat makan lainnya.
Mojiatang Shabu & Grill |
Melihat tempatnya lumayan cakep dibandingkan tempat makan lainnya. Kamu bisa lihat warna luar dan dalam yang didominasi warna merah bata/maroon (maaf, kalau salah sebut XD) yang saat mengenai cahaya masih enak dipandang. Sedangkan dekorasinya terbilang sedikit mengingat tujuan tempat ini untuk makan "All you can eat"
Lantai 01 dan Lantai 02 |
Oiya untuk tempatnya tersedia 2 lantai yang masing-masing tempat telah disediakan bahan-bahannya. Jadi tidak perlu naik-turun tangga atau memanggil pegawainya untuk mengambil bahan masakan.
Bahan-bahan di Mojiatang |
Untuk bahan-bahannya, kami mengambil aneka seafood dan daging sapi Wagyu yang harga wagyu berbeda dibandingkan harga sapi biasa. Namun rasanya lebih manis dan empuk dibandingkan daging lain.
Mengenai cara masak dan batas waktu masih sama dengan tempat makan lain, yakni masak sendiri dan batas waktu 90 menit. Sisanya bisa disesuaikan dengan selera.
Masak sendiri dan rasakan hasilnya |
Rasa dari Mojiatang Shabu & Grill cukup suka, terutama wagyu. Mau kami masak cepat dan lama tetap nikmat walau harganya beda sama yang lain. Walaupun begitu bahan-bahan lainnya juga enak seperti seafood, spagetti bahkan ada juga mie yang seharusnya untuk shaburi. Tapi bisa kita coba untuk tahu rasanya :)
Nah begitulah ceritaku mencoba Mojiatang Shabu & Grill. Bagi penikmat "ayce" bisa menjadi pilihan sedangkan untuk kamu yang belum mencoba bisa mencoba bersama kawan agar suasana semakin nyaman.
Oke segitu dulu, semoga tulisan ini bisa menjadi referensimu. Sampai jumpa~
Catatan :
Sari Laut Nelayan Medan |
dari kiri ke kanan : Lo Mie Ayam Jamur, Nasi Panggang Keju, Nasi Goreng Tuna Pedas |
dari kiri ke kanan : Le Hong Kien, Lumpia Kulit Tahu dan Lumpia Salad Udang |
Cemilan dan minuman |
Semua bermula dari ajakan saudaraku, sebuah klise yang hampir mewarnai setiap tulisanku. Tentu kamu sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya? Yap, kami pergi dan mencobanya. Untuk tempatnya di Sushigo dan Chatime Atealier yang keduanya berlokasi di Sun Plaza.
Sedikit info, alasan kami pergi di siang hari karena belum makan siang, sisanya ingin jalan-jalan.
Tempat pertama yang kami kunjung adalah Sushigo yang kebetulan mengadakan promo 10K/piring. Kami bertanya perihal promo tersebut dan ternyata masih berlaku. Mendengar itu, rasanya bisa berhemat.
Sushigo Sun Plaza |
Kami memilih tempat duduk yang berada di dekat Sushi Train. Kami bisa melihat aneka sushi sekaligus pembuatannya dari tangan Koki.
Sushi Train |
Soal rasa, cukup menggoda lidah. Tapi bila kamu suka pedas tersedia sambal khas Jepang, wasabi. Atau menambahkan rasa lain, bisa kamu tambahkan kecap asin yang sudah tersedia di setiap meja. Namun bila kamu kesini bukan cari rasa, melainkan mencari kenyang sangat tidak disarankan mengingat porsinya yang masih mengikuti budaya Jepang. Cocok untuk kamu yang suka menjadikannya sebagai cemilan.
Puas dengan menu Sushi dari Sushigo, kami tidak lupa dengan tempat berikutnya, Chatime Atealier yang berada di lantai LG, Sun Plaza.
Cukup berbeda tempatnya bila kita membandingkan dengan Chatime biasa yang kental warna cerah. Chatime Atealier lebih mengedepankan warna gelap yang memberi kesan mewah. Belum lagi desainnya yang berbeda dengan chatime pada umumnya, semakin menambah kesan ada perbedaan. Mungkin, supaya kita tahu fokus usaha Chatime Atealier agar tidak sama rata dengan Chatime pada umumnya.
Chatime Atealier di Sun Plaza |
Saat kami memilih tempat duduk, kami melihat menu yang disajikan. Cukup banyak minumannya tapi makanannya hanya tersedia Takoyaki. Malahan promo yang ditawarkan menyajikan Takoyaki dengan es coklat sebagai pelengkapnya. Bikin kami berpikir "sepertinya fokus Chatime Atealier ada di Takoyaki-nya agar pengunjungi lebih ingat kafe ini"
Sorry tidak terambil foto Takoyaki-nya |
Akhirnya kami pilih promo tersebut dan mencobanya. Rasanya enak tanpa penambahan saus, baik itu saus sambal maupun saus yang mereka rekomendasikan. Saudaraku juga mencobanya dan mereka menyukainya. Belum lagi minuman coklatnya yang gak terlalu manis tapi cukup kental coklatnya, cocok sama kami yang gak kuat rasa terlalu manis.
Selesai menikmati semuanya kami jalan-jalan di Sun Plaza. Untuk rasa sudah cocok di lidah namun bila melihat harganya, kami lebih pilih mencoba promonya. Sisanya kami suka mulai dari desain, lokasi hingga pelayanannya.
Terakhir, tidak bosan-bosannya mengucapkan semoga tulisan/ulasan ini bermanfaat. Sampa jumpa (^^)
Almasqa |
Waktunya masuk |
Tersedia lesehan juga |
Menu yang kami coba |
Nasi Mandhi Kambing |
Hot Karak |
Cheezy Pizza Beef dan Grilled Beef Shawarma |
Mencoba kolaborasi Chatime x Cupbop, sebenarnya sudah banyak orang yang mencobanya. Bahkan kalau kita searching di youtube, cukup banyak yang mengulasnya. Terus kenapa dibahas XD? Bukannya sudah ada yang mengulas?
Ya biar blog ini terisi, terus jarang-jarang saya mencoba Chatime. Jadinya muncul deh ide mengulasnya disini.
Nah biar gak lama-lama, mari kita coba
Dalgonana Choco dan Dalgona Milk Tea |
Hotdakk Original dan Hotdakk Potato |
Dari tampilannya cukup menggoda, baik itu kemasan Chatime maupun Cupbop. Kamu bisa lihat kemasannya yang cukup mudah digenggam dengan satu tangan. Terus warnanya yang gonjreng, bikin orang sekitar melihatnya. Jadinya bisa sekalian pamer deh ^_^
Untuk rasa, kami lebih suka Dalgona Milk Tea dan Hotdakk Original. Rasanya lebih cocok aja sama kami, mungkin yang Dalgonana Choco belum terbiasa dilidah kami. Sedangkan Hotdakk Potato, kami merasa tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan original, cuma tambahan isi saja namun gak membuat kami merasa "WAH" saat membandingkannya dengan original.
Oke begitu ulasan saya dari kolaborasi Chatime x Cupbop. Bagi kamu yang suka, cobain yuk :D
Lavender The Purple, kafe yang sudah saya kunjungi namun telat menulis di blog ini. Lebih buruknya, telat sampai tahun 2022 dikarenakan kegiatan yang tiada habisnya. Untungnya sekarang mulai longgar, jadi bisa menulis kembali
Nah untuk kafe ini berlokasi di Komplek Multatuli, tepatnya Blog E 17 (depan PMCI). Tapi jika kamu masih bingung bisa menggunakan aplikasi navigasi atau DM langsung adminnya untuk bertanya lokasinya.
Lavender The Purple |
Saat kami lihat dari luar tempat ini lumayan Instagramable dengan tone warna yang lembut dan menyegarkan.
Lumayan luas |
Mulai masuk kami melihat tone warna yang sama, bedanya ada di dekorasi dan furnitur yang lembut. Bisa dikatakan tempat ini cocok untuk kaum Hawa, karena bisa menjadi pilihan untuk santai sekaligus nongkrong bersama teman dan kolega.
Sambil melihat, tidak lupa memesan. Saya pesan Spicy Chicken Spaghetti dan Ramyeon. Kalau minumannya, pesannya Lavender the Purple dan Orange Mojito. Eh, gak sampe 15 menit semua makanannya tiba jadinya saya tambah pesanan lagi, Summer Mango sambil bilang "kak, jangan cepat-cepat"
Ramyeon (34K) dan Spicy Chicken Spaghetti (28K) |
Orang Mojito dan Lavender The Purple (masing-masing 28K) |
Summer Mango, 30K |
Untuk rasa sudah sesuai selera. Tapi kalau disuruh memilih, kami pilih Lavender the Purple untuk minumannya sedangkan makanannya lebih pilih Ramyeon yang topping-nya banyak. Oiya, Summer Mango-nya kami suka, tapi karena di dalam dingin jadi kami kurang merasakannya. Mungkin kalau suasana atau tempat panas seperti lantai 2-nya yang berup outdoor, lebih cocok menikmatinya.
Oke begitulah pengalaman saya di Lavender The Purple, walau telat tapi tetap sempat diulas. Bagi kamu yang ingin mencobanya bisa langsung mampir (^^)
Catatan
Nostalgia jajanan di kota Medan bisa dikatakan banyak, kamu bisa mencarinya mulai dari pinggiran hingga pusat kota walau sudah banyak terlupakan seperti getuk, kue bika, kue sus, molen, martabak, pukis, bikang dan masih banyak lagi. Padahal, jajanan lokal ini bisa dikembangkan dengan inovasi melalui rasa atau kreatifitas lewat bentuk dan dekorasinya.
Lepas dari itu, saya ingin bernostalgia kembali dan ingin mencobanya. Beruntung di pusat kota masih ada yang menjual jajanan lokal seolah tak lekang oleh jaman, namanya Banyumas.
Jajanan kue Banyumas di Thamrin Plaza |
Toko jajanan ini berada di Thamrin Plaza, kota Medan. Lokasinya langsung pintu masuk, tapi bila kamu yang bingung, kamu tinggal mencium aromanya dan langsung tiba di lokasi. Saking mudah ditemukan, plaza ini lebih sering diingat karena toko Banyumas.
Nah untuk jajanan lokal bisa dikatakan banyak, mulai dari pukis, bikang, molen, kue corong hingga martabak. Berikut foto jajanan lokal
Berbagai jenis kue |
Sambil melihat dan menikmati aromanya, tak lupa memesan. Untuk pesanan, hampir semua jenis kue dari Banyumas kecuali martabak. Rasanya masih sama seperti dulu, tetap manis dan enak.
Ini dia |
Oke begitu nostalgia saya bersama jajanan lokal dari toko Banyumas. Kalau suka jajanan lokal dan lagi di medan, bisa mampir ke tempat ini (^^)
Catatan
Apa kamu pernah makan bakso di Mall atau Plaza? Kalau belum yuk kita ulas pengalaman saya mencoba Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan.
Sebelumnya, saya mau mengucapkan maaf karena lama tidak menulis atau update di blog ini dikarenakan ada kegiatan lain yang membuat blog ini sempat tertinggal. Namun begitu ada waktu luang, saya sempatkan menuangkannya di blog ini sesuai minat dan kebutuhan pembaca. Jadi pembaca tidak bingung pembahasan dan tema blog ini.
Nah balik ke topik, Bakso Lapangan Tembak Senayan sudah ada di Medan, tepatnya di Plaza Medan Fair (Transmart Carrefour). Plaza ini sudah lama ada di Medan, jadi jangan heran aneka kuliner dan fashion bisa ditemukan, Begitu juga dengan rentang harganya yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Bakso ini berada di lantai 2 dengan kata-kata bakso berwarna merah. Kita juga bisa melihat dari kejauhan ruangannya karena di desain ala outdoor. Untuk fotonya kamu bisa lihat di bawah ini
Ruangan Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan |
Sembari melihat dari kejauhan, saya masuk ke dalam dan pegawai menyambut saya. Untuk tempat duduknya bebas pilih, mau lesehan atau tidak. Saya pilih tempat duduk biasa.
Coba rekomendasi |
Untuk menu-nya saya mencoba menu rekomendasi mereka, Bakso Malang. Dari tampilannya, kita bisa lihat isi bakso malang, ada risol, tahu bakso, mie, pangsit dan gak lupa bakso dengan daging sapi. Tampilannya yang menjanjikan bikin saya penasaran untuk mencobanya.
Bakso Malang |
Tiba Bakso Malang, ternyata tampilannya mirip dengan fotonya. Kita bisa lihat isiannya seperti mie, tahu bakso, pangsit, irisan daging dan bakso sapi. Kuahnya tidak terlalu gelap yang bikin saya bisa melihat isi dalamnya.
Untuk rasa saya suka, malahan ini perdana saya mencoba Bakso Malang. Saya bisa menikmati berbagai isi di dalamnya. Bagusnya lagi, tambah saus dan kecap tetap terasa nikmatnya. Namun saya pribadi lebih suka rasa originalnya yang sudah maknyus di lidah.
Mungkin yang jadi kekurangan ada di lokasi. Soalnya jarang saya temukan usaha/kuliner bakso di Mall/Plaza yang bikin saya merasa asing saat melihat usaha ini ada di Plaza. Sisanya, saya suka mulai dari dekorasi hingga baksonya.
Nah begitulah pengalaman saya di Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan. Bagi kamu yang suka bakso, tempat ini bisa jadi pilihan
Catatan:
Terakhir kali menikmati All You Can Eat ala Korea saat saya bersama teman mampir di Pochajjang. Kalau gak salah sudah setahun saya mengulasnya dengan kesan positif, baik itu makanan, ruangan hingga pelayanannya. Wow lama banget
Untuk kamu yang penasaran dengan Pochajjang: https://blogridsal.blogspot.com/2020/01/edisi-mencoba-pochajjang-di-kota-medan.html
Kali ini saya ingin menikmatinya kembali di tempat berbeda. Yup berbeda, biar semakin menambah pengalaman rasa dan kuliner di blog ini. Jadi gak mulu-mulu satu tempat aja.
Tuk tempatnya, saudara saya menyarankan Simhae di jalan Perpustakaan, Kec. Medan Petisah karena lokasinya di kota biar sekalian jalan-jalan (betul juga ide-nya, nice). Tapi kalau kamu mau cabang lainnya, kamu bisa mampir di jalan Ringroad.
Simhae di jalan Perpustakaan |
Kesan pertama saat melihat Simhae, "Hmm, mirip foodcourt/pujasera". Ruangannya diracik open space (ruangan terbuka) dengan sedikit hiasan. Bagusnya konsep ini, asap dan udara gak mengumpul yang bikin pengunjung tidak merasa pengap. Keuntungan lainnya, asap khas Simhae menyerbak keluar yang siap menggoda pengendara motor seperti saya, hehehe
Sambil melihat, pastinya gak lupa memesan. Tuk pesanan, kami pesan all you can eat versi standar dengan harga Rp 99.900,- atau 100 ribu kembaliannya 100 perak. Namun jika kamu suka versi premium, kamu bisa mendapatkannya dengan harga 120 ribuan. Jadi tinggal pilih selera
All you can eat versi standar |
Nah pesanan bisa diambil sendiri karena akan di dibakar/grill kita sendiri yang membuat kita bisa menentukan kualitas dagingnya, apakah mau kering atau tidak, bebas sesuai selera. Menariknya versi standar yang kami coba, tidak hanya pilih daging aja, kami bisa memilih ikan, ayam, nasi dan gak lupa sayur. Oiya tuk minumannya tersedia teh manis, andai disediakan teh pahit pasti bisa makan lebih banyak, hehehe XD
Tuk rasa, kami cukup suka karena memasaknya sesuai selera kami. Mungkin yang menjadi kekurangan ada di kuah/sausnya yang kurang berasa. Untungnya masih ada kuah yang sesuai selera kami yaitu kuah Gochujang. Rasa pedasnya menyatu saat kami campur ke nasi, begitu juga saat mencobanya bersama ayam dan ikan. Tapi untuk kuah lainnya kurang cocok di lidah kami.
Kesimpulannya, bisa dikatakan Simhae menyajikan menu all you can eat sesuai selera kami. Desain ala Korea gak menganggu lidah lokal kami saat menikmatinya. Begitu juga waktu yang disediakan sekitar 90 menit bisa kami sesuaikan. Sisanya tinggal kuah/sausnya aja yang kurang menurut kami.
Oke begitulah pengalaman saya mencoba Simhae di kota Medan. Bagi kamu yang mencobanya, disarankan bertanya dulu, agar mendapatkan informasi terkini tentang Simhae. Sampai jumpa~
Catatan
Sate Maranggi |
Teh Pahit (Teh Tawar) |
Ad Placement