Semenjak blog ini aktif menulis tentang makanan/kuliner. Terbesit di benak saya untuk tahu tentang
food photography. Alasannya sih sederhana saja, karena saya cukup sering pergi ke tempat makan, jadinya kepikiran deh. Tapi
food photography seperti apa sih? Nah bagi kamu yang sudah tahu, mungkin kamu bisa menjawabnya melalui kolom komentar. Namun bagi kamu yang belum tahu, bisa simak tulisan ini.
Mengenal Food Photography
Food photography bisa dikatakan jenis fotografi yang melekat pada makanan. Untuk makanannya pun luas, mulai dari kue, cemilan, hingga makanan berat. Namun bagi Blog Ridsal,
food photography masih sekedar mengambil gambar yang hanya ditampilkan di blog. Tidak memikirkan konsep, gaya foto maupun komposisi. Untuk membuktikannya, kamu bisa baca tulisan saya tentang makanan, terus kamu bisa melihat fotonya dan menarik kesimpulan.
Sekarang bagaimana? Apa kamu sudah baca tulisan saya tentang makanan? Mungkin kamu sudah tahu hasil foto yang saya ambil, layak atau tidak disebut
food photography. Nah berangkat dari situ saya mulai mencoba mengenal
food photography.
Mulai dari Smartphone
Langkah awal saya tuk mengenal Food Photography dimulai dari smartphone. Mengapa smartphone? Bukannya kamera lebih bagus? Betul kamera lebih bagus dan memiliki fitur yang lebih baik dari smartphone. Tapi karena smartphone praktis seperti tidak membutuhkan banyak ruang saat bepergian jauh, membuat saya lebih memilih smartphone. Apalagi sekarang fitur kamera dari smartphone diperbarui, bikin saya semakin pede menggunakannya.
Nah untuk smartphone-nya bisa dikatakan bebas, tidak harus ber-merk ataupun memiliki kualitas terbaik. Cukup berguna dan nyaman sama kita,
plus ramah dikantong, hehe. Untuk smartphone-nya saya sempat menggunakan
Sharp SHV34, namun saya ganti menjadi
Realme 3. Alasan saya menggantinya, karena tidak memiliki 2 sim, baterai kecil dan suara kamera yang tidak bisa dinon-aktifkan. Padahal Sharp SHV34 punya kualitas pemotretan dan perekeman video baik (dengan harga dibawah satu juta/seken), jadinya agak sedih menggantinya.
Untuk Realme 3 kekurangan itu sudah tertutupi, walau fitur perekaman video masih bermasalah. Tapi mengingat tujuan saya, yakni mengenal dan mencari tahu tentang
food photography, mau gak mau harus menerima.
Emang punya duit, hehe.
Setelah saya memilih Realme 3, saya pun melihat fitur yang disajikan. Fitur kamera Realme 3 bisa dibilang cukup lengkap seperti
mode auto, nightscape, potrait, manual dan lainnya. Semua bisa kamu lihat
review-nya di blog ini. Jadinya gak kebingungan deh.
Coba Eksekusi
Setelah memilih smartphone dan melihat fitur kamera-nya, waktunya eksekusi. Nah untuk mencobanya, saya coba pilih tempat yang ada ruangannya dan kondisi sepi. Kalau kamu tanya alasannya, karena saya segan kalau foto makanan saat dilihat, apalagi saya baru mengenal
food photography, bisa lama mengambil foto-nya.
Langkah awal tuk mencoba
food photography, saya mencoba pengambilan gambarnya. Kamu bisa lihat di tulisan blog saya tentang makanan yang foto-nya sempat saya ubah ke mode potrait, mode zoom dan lainnya. Sempat juga saya mengambilnya dari sudut lain, biar tahu hasil foto makanan yang berhasil saya abadikan. Namun entah mengapa saat saya bandingkan dengan situs yang saya baca atau media sosial seputar makanan hasilnya terlalu beda.
Ternyata setelah saya baca kembali, cukup banyak harus diperhatikan seperti
pencahayaan, pengambilan fokus, menambahkan detail, memilih background yang sesuai dengan makanan dan masih banyak lagi. Bahkan ada juga yang mengatakan perlu
editing yang membuat saya semakin pusing mendalami
food photography (soalnya baru tahu sedalam ini
food photography).
Wah ternyata butuh perjuangan juga nih menjadi food photography.
Tetap Semangat
Saya rasa ini kata yang tepat, biar saya semakin semangat, hehe. Walaupun begitu saya akan berusaha mendalaminya agar tidak hanya sekedar tahu tentang food photography saja, jadi kamu pun semakin rileks saat membaca tulisan saya tentang makanan/kuliner.
Nah begitu saja dulu mengenal food photography versi Blog Ridsal. Semoga kedepannya kita berjumpa lagi di tulisan makanan dan food photography berikutnya. Sampai jumpa~