Almasqa - Perdana Mencoba Resto Timur Tengah
Almasqa |
Waktunya masuk |
Tersedia lesehan juga |
Menu yang kami coba |
Nasi Mandhi Kambing |
Hot Karak |
Cheezy Pizza Beef dan Grilled Beef Shawarma |
Ad Placement
Almasqa |
Waktunya masuk |
Tersedia lesehan juga |
Menu yang kami coba |
Nasi Mandhi Kambing |
Hot Karak |
Cheezy Pizza Beef dan Grilled Beef Shawarma |
Mencoba kolaborasi Chatime x Cupbop, sebenarnya sudah banyak orang yang mencobanya. Bahkan kalau kita searching di youtube, cukup banyak yang mengulasnya. Terus kenapa dibahas XD? Bukannya sudah ada yang mengulas?
Ya biar blog ini terisi, terus jarang-jarang saya mencoba Chatime. Jadinya muncul deh ide mengulasnya disini.
Nah biar gak lama-lama, mari kita coba
Dalgonana Choco dan Dalgona Milk Tea |
Hotdakk Original dan Hotdakk Potato |
Dari tampilannya cukup menggoda, baik itu kemasan Chatime maupun Cupbop. Kamu bisa lihat kemasannya yang cukup mudah digenggam dengan satu tangan. Terus warnanya yang gonjreng, bikin orang sekitar melihatnya. Jadinya bisa sekalian pamer deh ^_^
Untuk rasa, kami lebih suka Dalgona Milk Tea dan Hotdakk Original. Rasanya lebih cocok aja sama kami, mungkin yang Dalgonana Choco belum terbiasa dilidah kami. Sedangkan Hotdakk Potato, kami merasa tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan original, cuma tambahan isi saja namun gak membuat kami merasa "WAH" saat membandingkannya dengan original.
Oke begitu ulasan saya dari kolaborasi Chatime x Cupbop. Bagi kamu yang suka, cobain yuk :D
Lavender The Purple, kafe yang sudah saya kunjungi namun telat menulis di blog ini. Lebih buruknya, telat sampai tahun 2022 dikarenakan kegiatan yang tiada habisnya. Untungnya sekarang mulai longgar, jadi bisa menulis kembali
Nah untuk kafe ini berlokasi di Komplek Multatuli, tepatnya Blog E 17 (depan PMCI). Tapi jika kamu masih bingung bisa menggunakan aplikasi navigasi atau DM langsung adminnya untuk bertanya lokasinya.
Lavender The Purple |
Saat kami lihat dari luar tempat ini lumayan Instagramable dengan tone warna yang lembut dan menyegarkan.
Lumayan luas |
Mulai masuk kami melihat tone warna yang sama, bedanya ada di dekorasi dan furnitur yang lembut. Bisa dikatakan tempat ini cocok untuk kaum Hawa, karena bisa menjadi pilihan untuk santai sekaligus nongkrong bersama teman dan kolega.
Sambil melihat, tidak lupa memesan. Saya pesan Spicy Chicken Spaghetti dan Ramyeon. Kalau minumannya, pesannya Lavender the Purple dan Orange Mojito. Eh, gak sampe 15 menit semua makanannya tiba jadinya saya tambah pesanan lagi, Summer Mango sambil bilang "kak, jangan cepat-cepat"
Ramyeon (34K) dan Spicy Chicken Spaghetti (28K) |
Orang Mojito dan Lavender The Purple (masing-masing 28K) |
Summer Mango, 30K |
Untuk rasa sudah sesuai selera. Tapi kalau disuruh memilih, kami pilih Lavender the Purple untuk minumannya sedangkan makanannya lebih pilih Ramyeon yang topping-nya banyak. Oiya, Summer Mango-nya kami suka, tapi karena di dalam dingin jadi kami kurang merasakannya. Mungkin kalau suasana atau tempat panas seperti lantai 2-nya yang berup outdoor, lebih cocok menikmatinya.
Oke begitulah pengalaman saya di Lavender The Purple, walau telat tapi tetap sempat diulas. Bagi kamu yang ingin mencobanya bisa langsung mampir (^^)
Catatan
Dulu, saya mampir kesini untuk merasakan mie ayam jamur khas Medan sekaligus penasaran dengan langkah mereka menuju "Go Digital" sambil berpikir "Seperti apa langkah mereka menuju Go Digital? Kira-kira, bisa gak Mie Ayam Jamur Haji Mahmud?"
Semuanya telah terjawab di postingan saya sebelumnya mengenai Mie Ayam Jamur Haji Mahmud. Namun bagi kamu yang ingin tahu kesimpulannya, saya katakan cukup banyak dan yang paling terasa ada di aplikasi mereka, App Mie Ayam Jamur Haji Mahmud Reservasi dan Delivery
Aplikasi ini bisa kamu download/unduh di smartphone lewat Play Store yang memiliki fitur mempermudah kita untuk menikmati Mie AJ Haji Mahmud. Tetapi saya gak sempat menggunakannya di postingan sebelumnya karena lokasi saya berdekatan, membuat saya langsung memesan tanpa kepikiran mencoba aplikasinya. Sayang banget, mana tahu ada promo kan bisa hemat..
Teringat akan masa lalu, saya pun mencoba aplikasinya dan ini dia tampilannya.
Aplikasi Mie AJ Mahmud |
Untuk tampilannya bisa kita lihat dari atas-bawah, ada keterangan point belanja, banner informasi terbaru hingga layanan terkini. Untuk fiturnya bisa kamu lihat dari kiri bawah sampe kanan bawah, mulai dari beranda, menu promo, lambang plus (+), lokasi outlet terdekat dan pengaturan.
Fitur tambah (+) |
Nah untuk fitur tambah (+), kita bisa lihat layanan pesan-antar, foto struk untuk redeem dan reservasi. Ketiga layanan ini sangat membantu saya, salah satunya reservasi. Fitur ini memudahkan saya untuk mendapatkan tempat duduk sebelum penuh, cocok banget dipakai bareng keluarga.
Fitur navigasi |
Fitur selanjutnya, fitur navigasi yang memudahkan kita mencari outlet terdekat. Terkadang fitur ini saya manfaatkan untuk melihat outlet Mie AJ Haji Mahmud yang kegunaannya untuk mencoba cabang baru sekaligus menikmati suasananya seperti outlet di Thamrin Plaza.
Bagian pengaturan |
Terakhir pengaturan. Fitur ini cukup banyak, kamu bisa lihat bagian setting, my order dan my benefit. Ketiganya punya fungsi masing-masing seperti setting, untuk mengedit informasi kita. My order untuk melihat pesanan kita, baik yang sudah selesai maupun sedang berlangsung. My benefit, yang memberikan kita keuntungan menggunakan aplikasi ini seperti kupon promo, poin mengajak teman dan poin dari hasil belanja.
Lihat fitur yang ditawarkan, saya pun jadi penasaran untuk mencobanya. Dan saya pun mencoba aplikasinya dengan memesan beberapa menu dari Mie AJ Haji Mahmud yang berlokasi di jalan Abdullah Lubis. Sengaja saya memesan dari lokasi yang jauh dari rumah saya karena ingin tahu respon dan kecepatan waktu mereka.
Kita coba |
Prosesnya terbilang mudah, begitu juga dengan pembayarannya. Sedangkan waktu menuju rumah (pengiriman) sudah sesuai karena lokasi menuju rumah lumayan jauh, bisa memakan waktu satu jam. Menariknya menu yang saya pesan masih bagus dan hangat, bikin saya semakin selera untuk mencobanya.
Mie AJ + Lemon Tea |
Bakso KK5 |
Tahu Balik dan Hazelnut Coffee Latte |
Setelah menerima pesanan, waktunya mencoba. Mulai dari Mie AJ + Lemontea, ternyata isi dalamnya telah dipisahkan dengan kuahnya. Hal ini membuat mie gak mengembang sekaligus bikin packaging menjadi aman.
Sebelum dan sesudah dituangkan kuah |
Untuk rasa, saya suka. Malahan saya bisa menjabarkan rasanya, mulai dari mie ayam yang menggoyangkan lidah saat dinikmati bareng telur rebur. Terus kriyuuknya pangsit yang bisa dinikmati bersama sayur dan irisan ayam dan tak lupa sayurnya yang cocok dirasakan bersama kuah. Bikin saya bisa menikmatinya kecuali jamurnya karena saya pribadi kurang suka jamur yang diolah menjadi sayur. Oiya untuk lemontea, sudah sesuai selera.
Isi Tahu Balik |
Lanjut Tahu Balik. Saat dibuka aroma sudah menyerbak dan langsung mencobanya. Untuk rasa ada asin-asinnya, begitu juga saat dicoba saudara saya. Tapi begitu kami buka sayur dan mayonaise, rasa asinnya menjadi hilang. Makanan ini cocok banget dinikmati bareng keluarga yang bikin kami betah berlama-lama di rumah.
Isi Bakso KK5 |
Terakhir Bakso KK5. Untuk rasa, menurut saudara saya cukup nikmat, apalagi tambah saus yang rasanya semakin menggoda. Sayang saya gak mencobanya, mungkin pas mampir lagi saya akan pesan langsung atau lewat aplikasi.
Menurut saya, aplikasi Mie AJ Haji Mahmud bisa menuju "Go Digital". Alasannya karena sekarang jaringan internet semakin mudah dijangkau begitu dengan perangkatnya. Mungkin yang menjadi penghalang ada di pengiriman dan pelayanan kepada pelanggan karena sifat dan karakter pelanggang berbeda-beda, jadi bagian pelayanan menjadi tugas utama dalam mengantar makanan. Sisanya tinggal mengikuti trend dan menjadikannya sebagai poin tambahan untuk pengembang aplikasi selanjutnya seperti bikin challenge kekinian dari aplikasi.
Mungkin segitu aja dulu pengalamanku mencoba layanan "Go Digital" dari Mie AJ Haji Mahmud. Semoga Mie Ayam Jamur Haji Mahmud Medan lewat aplikasinya bisa menjadi Warung Mie Ayam Go Digital. Sekaligus mengucapkan Anniversary 33 Tahun Mie Ayam Jamur Haji Mahmud yang semakin eksis meramaikan kuliner dan terus berinovasi menghadapi tantangan. Thank you Mie AJ Haji Mahmud
Nostalgia jajanan di kota Medan bisa dikatakan banyak, kamu bisa mencarinya mulai dari pinggiran hingga pusat kota walau sudah banyak terlupakan seperti getuk, kue bika, kue sus, molen, martabak, pukis, bikang dan masih banyak lagi. Padahal, jajanan lokal ini bisa dikembangkan dengan inovasi melalui rasa atau kreatifitas lewat bentuk dan dekorasinya.
Lepas dari itu, saya ingin bernostalgia kembali dan ingin mencobanya. Beruntung di pusat kota masih ada yang menjual jajanan lokal seolah tak lekang oleh jaman, namanya Banyumas.
Jajanan kue Banyumas di Thamrin Plaza |
Toko jajanan ini berada di Thamrin Plaza, kota Medan. Lokasinya langsung pintu masuk, tapi bila kamu yang bingung, kamu tinggal mencium aromanya dan langsung tiba di lokasi. Saking mudah ditemukan, plaza ini lebih sering diingat karena toko Banyumas.
Nah untuk jajanan lokal bisa dikatakan banyak, mulai dari pukis, bikang, molen, kue corong hingga martabak. Berikut foto jajanan lokal
Berbagai jenis kue |
Sambil melihat dan menikmati aromanya, tak lupa memesan. Untuk pesanan, hampir semua jenis kue dari Banyumas kecuali martabak. Rasanya masih sama seperti dulu, tetap manis dan enak.
Ini dia |
Oke begitu nostalgia saya bersama jajanan lokal dari toko Banyumas. Kalau suka jajanan lokal dan lagi di medan, bisa mampir ke tempat ini (^^)
Catatan
Apa kamu pernah makan bakso di Mall atau Plaza? Kalau belum yuk kita ulas pengalaman saya mencoba Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan.
Sebelumnya, saya mau mengucapkan maaf karena lama tidak menulis atau update di blog ini dikarenakan ada kegiatan lain yang membuat blog ini sempat tertinggal. Namun begitu ada waktu luang, saya sempatkan menuangkannya di blog ini sesuai minat dan kebutuhan pembaca. Jadi pembaca tidak bingung pembahasan dan tema blog ini.
Nah balik ke topik, Bakso Lapangan Tembak Senayan sudah ada di Medan, tepatnya di Plaza Medan Fair (Transmart Carrefour). Plaza ini sudah lama ada di Medan, jadi jangan heran aneka kuliner dan fashion bisa ditemukan, Begitu juga dengan rentang harganya yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Bakso ini berada di lantai 2 dengan kata-kata bakso berwarna merah. Kita juga bisa melihat dari kejauhan ruangannya karena di desain ala outdoor. Untuk fotonya kamu bisa lihat di bawah ini
Ruangan Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan |
Sembari melihat dari kejauhan, saya masuk ke dalam dan pegawai menyambut saya. Untuk tempat duduknya bebas pilih, mau lesehan atau tidak. Saya pilih tempat duduk biasa.
Coba rekomendasi |
Untuk menu-nya saya mencoba menu rekomendasi mereka, Bakso Malang. Dari tampilannya, kita bisa lihat isi bakso malang, ada risol, tahu bakso, mie, pangsit dan gak lupa bakso dengan daging sapi. Tampilannya yang menjanjikan bikin saya penasaran untuk mencobanya.
Bakso Malang |
Tiba Bakso Malang, ternyata tampilannya mirip dengan fotonya. Kita bisa lihat isiannya seperti mie, tahu bakso, pangsit, irisan daging dan bakso sapi. Kuahnya tidak terlalu gelap yang bikin saya bisa melihat isi dalamnya.
Untuk rasa saya suka, malahan ini perdana saya mencoba Bakso Malang. Saya bisa menikmati berbagai isi di dalamnya. Bagusnya lagi, tambah saus dan kecap tetap terasa nikmatnya. Namun saya pribadi lebih suka rasa originalnya yang sudah maknyus di lidah.
Mungkin yang jadi kekurangan ada di lokasi. Soalnya jarang saya temukan usaha/kuliner bakso di Mall/Plaza yang bikin saya merasa asing saat melihat usaha ini ada di Plaza. Sisanya, saya suka mulai dari dekorasi hingga baksonya.
Nah begitulah pengalaman saya di Bakso Lapangan Tembak Senayan di Medan. Bagi kamu yang suka bakso, tempat ini bisa jadi pilihan
Catatan:
Terakhir kali menikmati All You Can Eat ala Korea saat saya bersama teman mampir di Pochajjang. Kalau gak salah sudah setahun saya mengulasnya dengan kesan positif, baik itu makanan, ruangan hingga pelayanannya. Wow lama banget
Untuk kamu yang penasaran dengan Pochajjang: https://blogridsal.blogspot.com/2020/01/edisi-mencoba-pochajjang-di-kota-medan.html
Kali ini saya ingin menikmatinya kembali di tempat berbeda. Yup berbeda, biar semakin menambah pengalaman rasa dan kuliner di blog ini. Jadi gak mulu-mulu satu tempat aja.
Tuk tempatnya, saudara saya menyarankan Simhae di jalan Perpustakaan, Kec. Medan Petisah karena lokasinya di kota biar sekalian jalan-jalan (betul juga ide-nya, nice). Tapi kalau kamu mau cabang lainnya, kamu bisa mampir di jalan Ringroad.
Simhae di jalan Perpustakaan |
Kesan pertama saat melihat Simhae, "Hmm, mirip foodcourt/pujasera". Ruangannya diracik open space (ruangan terbuka) dengan sedikit hiasan. Bagusnya konsep ini, asap dan udara gak mengumpul yang bikin pengunjung tidak merasa pengap. Keuntungan lainnya, asap khas Simhae menyerbak keluar yang siap menggoda pengendara motor seperti saya, hehehe
Sambil melihat, pastinya gak lupa memesan. Tuk pesanan, kami pesan all you can eat versi standar dengan harga Rp 99.900,- atau 100 ribu kembaliannya 100 perak. Namun jika kamu suka versi premium, kamu bisa mendapatkannya dengan harga 120 ribuan. Jadi tinggal pilih selera
All you can eat versi standar |
Nah pesanan bisa diambil sendiri karena akan di dibakar/grill kita sendiri yang membuat kita bisa menentukan kualitas dagingnya, apakah mau kering atau tidak, bebas sesuai selera. Menariknya versi standar yang kami coba, tidak hanya pilih daging aja, kami bisa memilih ikan, ayam, nasi dan gak lupa sayur. Oiya tuk minumannya tersedia teh manis, andai disediakan teh pahit pasti bisa makan lebih banyak, hehehe XD
Tuk rasa, kami cukup suka karena memasaknya sesuai selera kami. Mungkin yang menjadi kekurangan ada di kuah/sausnya yang kurang berasa. Untungnya masih ada kuah yang sesuai selera kami yaitu kuah Gochujang. Rasa pedasnya menyatu saat kami campur ke nasi, begitu juga saat mencobanya bersama ayam dan ikan. Tapi untuk kuah lainnya kurang cocok di lidah kami.
Kesimpulannya, bisa dikatakan Simhae menyajikan menu all you can eat sesuai selera kami. Desain ala Korea gak menganggu lidah lokal kami saat menikmatinya. Begitu juga waktu yang disediakan sekitar 90 menit bisa kami sesuaikan. Sisanya tinggal kuah/sausnya aja yang kurang menurut kami.
Oke begitulah pengalaman saya mencoba Simhae di kota Medan. Bagi kamu yang mencobanya, disarankan bertanya dulu, agar mendapatkan informasi terkini tentang Simhae. Sampai jumpa~
Catatan
Ad Placement