Saturday 26 December 2020

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital"

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital"

Siang hari nan sejuk, saya menuju sebuah tempat makan yang dikenal menyajikan mie ayam. Tempat ini berada di jalan Abdullah Lubis, tepatnya berdekatan dengan Masjid Al-Jihad. Tapi jika kamu masih belum tahu tempatnya, bisa memanfaatkan aplikasi navigasi dari smartphone-mu.

Dalam perjalanan menuju lokasi, saya mengingat-ingat petualangan saya menikmati semangkuk mie ayam. Ada karena rasa, ada karena perjalanannya hingga kondisi tak terduga. Jadi banyak yang bisa diceritakan deh

Nah untuk yang satu ini, saya ingin mencobanya kembali, apakah rasanya bikin saya nostalgia atau sudah banyak yang baru. Biar gak lama-lama, yuk kita ulas bersama-sama Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud Medan.

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Mie Ayam Mahmud
Mie Ayam Mahmud


Pengalaman saya dan sejarah Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud

Pertama kali saya mencoba Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud di jalan Abdullah Lubis saat malam hari, tepatnya mengikuti acara komunitas. Rasa yang ditawarkan berbeda dari mie ayam biasa yang saya temukan, soalnya kebanyakan mie ayam yang saya kunjungi tidak menyediakan jamur hanya dilapisi irisan ayam dan sayur-sayuran, padahal saya tim yang kurang suka sayur (mungkin gara-gara ini mata saya jadi minus, lol). Sejak itu saya sering mampir saat melewati jalan ini.

Mengingat pengalaman perdana saya, ternyata masih masa seperti dulu. Kamu bisa melihat ruangannya yang menggunakan warna coklat kayu sebagai warna andalannya. Oiya tuk ruangannya, tidak sekedar ruang makan saja, ada juga ruang meeting/kumpul seperti saat saya mengikuti acara komunitas yang bikin kamu bisa mengisi perut sebelum rapat kerja.

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Ruangan
Ruangan Mie Ayam Mahmud

Tapi ada yang berbeda dari biasanya, yaitu Bilik Disinfektan. Bilik ini memiliki manfaat untuk sterilisasi, salah satunya terhadap virus corona. Kalau saya lihat, cocok banget tuk makan rame-rame seperti makan bersama keluarga dan teman karena kondisi mewajibkan tuk mengikuti protokol kesehatan. Jadi aman deh

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Bilik Disinfektan
Bilik Disinfektan, biar makin aman

Nah sibuk menikmati ruangan dan suasananya, saya tidak lupa memesan. Tuk pesanan saya pesan Paket Segar yang berisi Mie AJ Spesial dan Lemon Tea. Oiya tuk pesanannya, bisa kamu lihat di bawah ini

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Menu 01
Lemon Tea dan Mie AJ Spesial

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Menu 02

Rasanya? Tentu masih sama saat saya mampir pertama kali kesini. Kamu bisa melihat isiannya seperti sayur, irisan ayam, telur rebus, pangsit goreng beserta mie ayam dan jamurnya. Rasanya nikmat saat dicampur semuanya, tapi jika kamu tim yang suka menikmatinya secara terpisah gak masalah karena masing-masing punya selera.

Sambil menikmati Mie AJ Spesial, saya iseng-iseng searching tempat makan ini. Ternyata Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud sudah berdiri sejak 1988, kalau dihitung-hitung sudah berumur 32 tahun (wow, lebih tua dari saya)

Coba scroll lagi, usaha ini dimulai dari gerobak dorong. Perjalanan yang panjang membuat sang pemilik memilih sebuah lapak agar semakin dikenal usaha kulinernya. Akhirnya di tahun 2010, usaha sang pemilik membuahkan hasil dengan membuka gerai tetap pertamanya di jalan Abdullah Lubis yang menjadi tempat perdana saya menikmati Mie Ayam Mahmud.

Singkat cerita, usaha sang pemilik merambah dengan membuka cabang di Cikarang dan Banjarbaru dan memiliki berbagai menu yang pingin saya coba.

Menuju "Go Digital"

Gara-gara scroll sejarah Mie Ayam Mahmud, saya pun ingin memesan kembali. Saat melihat menu, ada yang menarik perhatian saya yaitu Aplikasi Mie Ayam Jamur Haji Mahmud. Awalnya saya berpikir aplikasi ini gak ada bedanya dengan aplikasi ojek online yang menawarkan layanan delivery. Tapi setelah saya baca dan unduh lumayan banyak yang berbeda, salah satunya layanan reservasi.

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Buku Menu
Eits, ada aplikasinya nih (kanan atas)

Selain itu, aplikasi ini memiliki fitur yang membuat kita semakin dekat dengan Mie Ayam Mahmud. Nah tuk fitur, tersedia beranda, promo, lokasi dan profil kita. Semua bisa kamu lihat di bawah ini

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Aplikasi 01
Sudah ada aplikasinya

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Aplikasi 02
Ada beranda, promo, lokasi dan profil

Kita mulai dari beranda. Awal membuka aplikasi ini kita akan disajikan informasi mulai reservasi, delivery, hingga menu andalan. Jika kamu sudah menentukan pilihanmu, kamu bisa langsung delivery atau reservasi.

Terus ada fitur promo. Fitur ini lebih difokuskan untuk pelanggannya yang berarti semakin sering kita memesan akan ada promo khusus untuk kita. Jadi bagi kamu yang penggemar mie ayam, bisa memanfaatkan fitur ini.

Selanjutnya ada fitur lokasi. Fitur ini berguna banget untuk kamu yang suka nongkrong/kumpul bersama keluarga. Selain itu fitur ini bisa dimanfaatkan untuk mencari lokasi paling dekat dari rumah kita sehingga kita bisa hemat waktu dan biaya transportasi saat menuju lokasi.

Terakhir fitur profil. Kegunaan fitur ini tentu kamu sudah tahu seperti mengecek bio, melihat daftar pesanan hingga kupon yang bisa dimanfaatkan untuk belanja. Untuk kamu yang suka kuliner bisa sering lihat kupon nih biar makin hemat (^^)

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Aplikasi 03
Ada fitur point juga loh

Oiya, aplikasi Mie Ayam Mahmud juga menawarkan poin setiap kali kamu belanja. Untuk mendapatkan poin lebih kamu bisa lihat cara di atas yang dimulai dari fitur profil, terus tap Pointku dan terakhir tap Check in Point. Poin ini bisa kamu dapatkan setiap hari dan bisa dimanfaatkan untuk belanja. Jadinya hemat terus-menerus nih

***

Wah gara-gara melihat aplikasinya saya sampai lupa memesan lagi. Tapi gak apa apa deh karena ada aplikasi ini, saya pun bisa menikmatinya kembali tanpa harus terkendala waktu. Plus-nya lagi aplikasi ini bikin Warung Mie Ayam Mahmud Go Digital.

Akhirnya selesai saya menikmati Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud. Banyak hal baru yang saya temukan dibandingkan pengalaman perdana saya, mulai dari bilik disinfektan untuk kesehatan, aplikasi smartphone yang bikin "Go Digital" hingga menu baru yang menggiurkan. Dan gak lupa, semangkuk Mie Ayam yang masih konsisten rasanya yang bikin saya mampir kembali. Tapi kalau uda ngebet tinggal pakai aplikasi saja, hehe

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital"

Kata penutup, Anniversary 32 Tahun Mie Ayam Jamur Spesial Haji Mahmud. Semoga semakin "Go Digital" dan tetap semangat di masa pandemi. See you~

Info terbaru (31 Des 2020) :

Semangkuk Mie Ayam Menuju "Go Digital" - Pengumuman Lomba

Terima kasih telah mampir di postingan blog ini (^^)

Sunday 29 November 2020

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood

Siapa disini yang belum tahu "Mukbang?" Ada, ada, kamu ya? Ada aja ya biar postingan ini jadi panjang, hehehe

Mengutip KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Mukbang merupakan bahasa Korea yaitu Meokbang. Meokbang sendiri gabungan dari bahasa korea, Meogda dan Bangsong yang memiliki arti makan dan siaran. Nah untuk siarannya, biasanya disitus populer seperti situs media sosial, situs video dan lainnya. Kamu bisa menemukannya dengan mengetik mukbang saat browsing dan melihat ekspresi mereka saat mencobanya.

Mukbang juga cukup terkenal di Indonesia, kamu bisa melihat youtuber dan influencer seperti Tanboy Kun, Mgdalenaf dan masih banyak lagi bagi kamu yang suka kuliner ala mukbang. Tapi jika kamu kurang suka, bisa mencari selain mukbang seperti wisata kuliner, tutorial masak atau blog saya, hehehe sekalian promosi.

Tuk mukbang di kota medan ternyata sudah banyak influencer mencobanya dan menghiasi sosmed saya. Cuma yang menarik perhatian saya adanya tempat makan yang menyajikan kuliner ala mukbang dengan nama Mukbang Aneka Kerang dan Seafood. Jadinya penasaran deh

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood
Mukbang Aneka Kerang dan Seafood

Saat sampai di lokasi tempatnya sudah penuh, saya bersama saudara pun sempat bingung mencari tempat parkir mengingat ramainya manusia yang mampir di tempat ini. Saya kurang tahu penyebabnya bisa ramai, apa karena hype-nya mukbang, bosan di rumah atau sekedar mengikuti tren. Rasa penasaran pun semakin besar.

Sambil menunggu akhirnya ada juga tempat kosong. Kami pun langsung memesan paket 3 Mix yang berisi 3 nasi, 3 minuman dan 3 menu pilihan sesuai keinginan. Tuk pilihannya, kami memilih udang, kerang dan kepiting dengan saus barbeque.

Setelah memesan, kami pun kembali melihat-lihat tempatnya. Tuk tempatnya dibikin outdoor yang bikin pengunjung bisa menikmati udara luar, sedangkan warnanya di pilih warna biru yang memberi kesan sejuk. Tuk tampilannya, bisa kamu lihat di bawah ini

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood - Ruangan
Ruangannya lumayan lebar

Akhirnya pesanan yang ditunggu telah tiba, 3 Mix. Kami pun gak sabar tuk mencobanya. Ini dia penampakannya

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood - Menu 01
Ada kerang, kepiting dan udang

Sensasi Mukbang di Mukbang Aneka Kerang dan Seafood - Menu 02
Pilih air dan teh pahit

Sekarang cerita rasanya. Nah tuk rasa, ketiga menu ini sesuai dengan selera kami namun tidak dengan sausnya. Entah kenapa saus barbeque-nya kurang berasa, cuma rasa pedas ala lada. Malahan jagung-nya lebih berasa walaupun saya campur dengan yang lain. Saran, mungkin saus-nya bisa dipisahkan agar tidak campur sehingga rasa sausnya tidak berkurang (apalagi hambar).

Kesimpulannya, bisa saya katakan Mukbang Aneka Kerang dan Seafood memiliki tempat yang nyaman dan cocok kongkow bersama teman dan keluarga, namun tuk rasa saya masih belum yakin, mengingat di kota medan masih sedikit yang menjual seafood ala mukbang. Jadinya perlu ditingkatkan dan bikin variasi menu-nya.

Oke segitu aja dulu ulasan Mukbang Aneka Kerang dan Seafood. Semoga postingan ini bermanfaat~

Catatan:
Lokasi di jalan bukit barisan
Harga 120K (3 Mix)
Instagram: @medankerang
Foto menggunakan smartphone Realme 5 Pro

Sunday 18 October 2020

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan

Dulu saya sempat mampir di Hotel Grandhika Medan tuk menikmati hidangannya saat ramadhan. Sekarang saya mampir kembali dengan cerita yang berbeda, yaitu hidangannya dengan tema angkringan. Bagi kamu yang belum tahu angkringan, angkringan bisa dikatakan gerobak dorong atau becak dorong yang berisi makanan dan minuman yang dijual.

Untuk kamu yang ingin tahu hotel grandhika medan sebelumnya, ada disini https://blogridsal.blogspot.com/2019/05/hotel-grandhika-setiabudi-medan-edisi-ramadhan.html

Nah membawa tema angkringan, lumayan penasaran saya. Soalnya angkringan lebih dikenal di Jogja plus menu-nya banyak khas Jawa, jadi gimana tu? Apa lebih ke kuliner medan? Daripada penasaran yuk simak bersama-sama lewat tulisan ini.

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan
Angkringan di Restaurant Andaliman

Angkringan bisa kita lihat langsung di Restaurant Andaliman hotel Grandhika Medan. Disini, lumayan banyak bahan-bahan yang bisa kita lihat, jadi bisa menebak deh mau dibikin apa. Oiya tuk fotonya ada di bawah ini.

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan - Menu 01

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan - Menu 02


Lumayan banyak kan? Jadinya bisa coba deh. Tuk makanannya, saya pesan Siomay, Rujak Uleg, Wedang, Lechye Tea dan Iced Chocolate. Sambil memesan saya pun menikmati ruangannya dan cukup nyaman, jadinya bisa tuk kongkow maupun rehat sejenak dari rutinitas.

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan - Ruangan
Salah satu ruangan hotel

Setelah menunggu pesanan, waktunya mencoba. Tapi sebelum itu kamu bisa lihat fotonya.

Mampir Kembali di Hotel Grandhika Medan: Edisi Mencoba Angkringan - Menu 03
Iced Chocolate, Siomay dan Lechye Tea

Tuk rasa, mayoritas saya menyukainya. Namun bila kamu bertanya secara detail, saya bisa bilang Siomay-nya yang menggoda karena kuah kacangnya yang kental dan memiliki rasa pedas, jadinya tidak perlu tambah saus maupun kecap tuk meningkatkan rasanya. Terus minumannya bikin segar, gak tahu emang saya yang lagi kehausan atau suka aja dengan minumannya. Lalu ada juga Rujek Uleg-nya, sayang gak saya foto padahal nih rujak habis saya makan, hehehe

Nah mungkin segitu saja cerita saya mampir ke Hotel Grandhika Medan. Tuk kesimpulan, saya cukup suka baik itu ruangannya maupun menu yang mereka sajikan. Mungkin yang bikin saya berharap, khas angkringannya seperti nasi kucing, aneka gorengan dan khas sambalnya angkringan. Tapi ini bisa ditingkatkan lagi kedepannya dengan mengikuti keinginan pelanggan.

Oke segitu saja dulu ceritanya, semoga cerita ini bisa menjadi rekomendasimu. Sampai jumpa~

Catatan

Lokasi di jalan Dr. Mansyur 
Harga: Rp.10.000 - Rp.50.000
Instagram: @grandhikamedan
Foto menggunakan Realme 5 Pro

Thursday 8 October 2020

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan

Dari hari kemarin hingga bulan lalu, blog ini selalu berisi kuliner di sekitar kota Medan. Ya gak salah sih, namanya juga saya tinggal di sekitaran kota Medan. Tapi mengapa kulinernya hanya di kafe/resto saja? Kenapa gak sekalian wisatanya atau yang lain gitu? Eh iya juga. Itulah yang terbesit di kepala saya saat ingin menulis blog ini.

Walaupun terbesit di kepala masih belum ada rencana mau pergi kemana, karena kondisi masih sulit di new normal ini. Beruntungnya, kawan mengajak pergi jalan-jalan ke Belawan dengan catatan bagi-bagi tugas. Hitung-hitung, bisa berhemat

Nah cerita di mulai dari Tempat Pelelangan Ikan. Kami pergi kesana untuk melihat usaha kawanku yang menjual aneka seafood seperti ikan teri, cumi, dan lainnya secara online (daring). Disana, aku melihat pelelangan ikan cukup sunyi, baik itu pembeli maupun penjual. Mungkin efek pandemi ini yang bikin orang jadi berhemat, termasuk saya. Untuk fotonya bisa kamu lihat di bawah ini.

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan - Pelelangan Ikan 01
Salah satu pedagangan di Pelelangan Ikan

Menariknya disini, seafood yang mereka tawarkan masih fresh, cocok bagi kamu yang suka masak. Kekurangannya mungkin lokasinya aja yang lumayan jauh. Soalnya saya bersama kawan aja hampir ke Pelabuhan Belawan dan daerah Belawan lumayan banyak pabrik besar seperti minyak, karet dan lainnya, bikin kita harus berhati-hati dengan kendaraan berat. Jadi sangat disarankan tuk berhati-hati

Selain itu, kami juga melihat kapal nelayan yang pulang sehabis melaut. Hasil tangkapannya gak bisa saya foto karena segan dengan warga disana jadi hanya bisa foto dari jauh deh. Walaupun begitu, saya sempat melihat tangkapan nelayannya cukup banyak seperti ikan besar yang muncungnya panjang (gak tahu namanya), aneka cumi dan jenis ikan teri hingga lainnya. Tuk foto nelayannya, bisa kamu lihat di bawah ini.

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan - Pelelangan Ikan 02
Nelayan dan kapalnya

Setelah puas melihat pelelangan ikan, waktunya ke Pantai Olo. Dulu tempat ini dikenal dengan rekreasi wisatanya, sekarang tidak tahu lagi soalnya sudah lama disana. Apalagi ditambah kondisi sekarang, jadi gak terlalu berharap dengan wisatanya.

Dan benar saja pantai tidak seperti dulu lagi. Tapi, kondisinya terlalu memprihatinkan. Sampah bisa ditemukan dimana saja saat melangkah, baik itu masuk ke dalam hingga memilih lokasi yang cocok tuk kongkow bersama kawan. Walaupun begitu kami tetap mencari lokasi yang bersih, soalnya sayang banget sudah jauh-jauh datang gak menikmati suasananya. Oiya tuk fotonya ini dia

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan - Pantai Olo 01
Sayang ada sampah

Untuk menghilangkan pikiran kami ke sampah, kami memilih tuk memandang langit dan lautnya. Beruntung lautnya jernih, bikin kami bisa menikmati suasananya. Oiya Pantai Olo ini juga dikenal Pemancingan Ocean Pasific karena sering dijadikan area memancing. Saya pun melihat beberapa orang yang mancing dan mendapatkan ikan. Cocok nih bagi kamu yang suka memancing

Sambil melihat laut, tidak terasa perut kami sudah memanggil. Kami pun berencana kembali pulang sambil mencari makanan namun kami batalkan karena rasanya sayang banget tidak coba jajanan sekitarnya, jadinya kami coba deh. Untuk jajanannya, kami coba Sate padang bersama Cappucino dan Es jagung yang berisi Cincau.

Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan di Belawan - Pantai Olo 02
Jajanan di sekitar Pantai Olo

Kalau kamu bertanya rasanya, kami cukup suka karena sudah keroncongan. Tapi kami tetap bersyukur bisa menikmatinya tanpa harus mencari makanan di tempat lain.

Sebelum kami pulang, kami sempat bertanya sama warga setempat tentang Pantai Olo. Ternyata pantai ini bukan milik pemerintah melainkan milik pribadi. Terus, sang pemilik sudah tiada dan tidak diketahui siapa yang melanjutkannya, makanya pantai ini tidak terurus. Waduh sayang banget ya, semoga aja ada yang melanjutkan biar seperti dulu lagi.

Nah mungkin segitu dulu cerita saya mengenai Pantai Olo dan Tempat Pelelangan Ikan. Semoga kamu yang mampir kesini kondisinya mulai membaik dan mendapatkan seafood sesuai yang kamu inginkan.


Catatan
Lokasi Pantai Olo di Bagan Deli, Medan Kota Belawan
Lokasi Tempat Pelelangan Ikan di Jalan Gabion, Bagan Deli, Medan Kota Belawan
Harga jajanan mulai 5k
Foto menggunakan smartphone Realme 5 Pro

Thursday 1 October 2020

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal

Kembali lagi menikmati kuliner saat New Normal. Kali ini mampir-nya di Pizza Hut yang berlokasi di Mall Centre Point. Sebelumnya kamu sudah tahu kabar Pizza Hut? Bagi kamu yang belum tahu, di bulan Juli lalu (Juli, 2020) Pizza Hut dinyatakan pailit di AS. Dampaknya membuat Pizza Hut di negeri kita tutup sementara, dan kondisi semakin parah dengan adanya pandemi yang membuatnya sulit beroperasi.

Terus bagaimana dengan kelanjutannya? Beruntung Pizza Hut sudah bisa beroperasi kembali yang membuatnya kembali eksis. Untuk menggaet pelanggan, mereka melakukan penjualan di pinggir jalan. Alasannya, karena mengikuti kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang melarang pembelian restoran secara dine in atau makan di tempat. Tapi peraturan ini mulai longgar semenjak new normal dengan catatan pengunjung yang di restoran harus dibatasi. Nah dari sini deh, saya bisa mengunjungi Pizza Hut.

Pizza Hut yang saya kunjungi berlokasi Mall Centre Point lantai LG. Lokasi ini cukup ramai tempat makan seperti Chat Time, Pezzo Pizza, Gulu-Gulu dan masih banyak lagi yang bikin kamu hunting kuliner sepuasnya.

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal - Ruangan Pizza Hut
Ruangan Pizza Hut


Untuk tampilannya, sunyi menjadi kata tepat. Namun sisi positif-nya bikin pengunjung bisa menikmati suasananya dengan leluasa seperti saya, jadinya saat mau foto tidak perlu segan dengan pelanggan yang lain. Nah tuk foto makanan dan minumannya, ini dia

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal - Menu 01
Super Supreme dan American Favourite

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal - Menu 02
Versi zoom/diperbesar

Mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat New Normal - Menu 03
Lemon Tea dan Black Pepper Beef Fettucine


Lihat tampilan makanan dan minumannya, ternyata masih bagus walau dalam suasana new normal, namun bagaimana dengan rasanya?

Cerita rasa, saya masih menyukainya tuk masa new normal. Entah karena saya terlalu lama gak hunting kuliner atau mereka yang terus mengembangkan kualitas rasanya. Tapi tetap aja puas dengan makanan dan minuman yang saya pesan. Belum lagi suasana yang sunyi selama new normal bikin leluasa menikmati ruangannya. Jadinya dapat plus-plus deh

Nah mungkin segitu saja dulu ulasan saya mampir di Pizza Hut Mall Centre Point saat new normal. Semoga kamu ikut mencobanya. Sampai jumpa~

Catatan

  • Lokasi di Mall Centre Point lantai LG
  • Foto menggunakan smartphone Realme 5 Pro
  • Instagram: @pizzahut.indonesia
  • Info Pizza Hut Pailit: Link 1 dan Link 2

Sunday 27 September 2020

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal

Kuliner malam saat new normal, rasanya tidak seperti normal pada dulunya. Kalau dulu biasanya banyak yang hunting malam selepas kerja, sekarang lebih memilih masak di rumah. Alasannya, mungkin gak bisa kongkow seperti dulu lagi karena banyak yang bekerja secara online (daring), terus karena orang rumah rajin mengasah kemampuan memasaknya, bikin semangat tuk mencoba kuliner semakin malas. Jadinya makin nambah deh alasan gak hunting, hehehe

Tapi bukan sebatas malas hunting saja. Terkadang kepikiran juga hunting gara-gara bosan atau sekedar mencari angin segar seperti yang saya lakukan malam itu.

Nah di malam itu, saya bersama saudara coba hunting kuliner di Hotel Grand Mercury, tepatnya Orchid Restaurant. Bagi kamu yang belum tahu lokasi hotel Grand Mercury, berada di berseberangan Taman Budaya dan kampus Methodis Medan. Tapi jika kamu kamu belum tahu, bisa menggunakan aplikasi ojek-online atau navigasi.

Saat kami memasuki ruangannya terasa sunyi, maklum kami datangnya malam hari dan kondisi masih new normal yang membuatnya terlihat sepi. Nilai plus-nya kami jadi menikmati ruangannya sepuasnya seperti tamu VIP.

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Ruangan
Ruangan Orchid Restaurant


Menariknya, Orchid Restaurant membuka Buffet Dinner setiap hari sabtu dengan batas pengunjung 30 orang. Alasannya karena mengikuti protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona yang berarti pihak hotel sudah mulai diberi keleluasaan dalam menjalankan usaha (asal sesuai protokol kesehatan yang berlaku, yuk kita ikut juga).

Selain ruangannya yang adem, menu juga menggoda. Tuk menu-nya, kami menikmati Buffet Dinner dengan gaya western, jadi makanan berat hingga cemilannya gaya barat deh. Oiya tuk foto-nya bisa kamu lihat di bawah ini.

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Menu 01
Daging Kambing

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Menu 02
Pizza dan Sandwich

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Menu 03
Sayur, ikan dan ayam goreng

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Menu 04
Cemilan

Grand Mercure Hotel: Mencobanya saat New Normal - Menu 05
Daging kambing, aneka sate seafood dan sandwich


Terus mengenai rasanya, kebanyakan kami suka dengan rasanya karena masih bisa menikmati kuliner saat new normal. Namun jika kamu bertanya lebih detail, saya pilih daging kambing, sandwich dan aneka sate-nya yang aroma dan rasanya begitu kuat, bikin saya gak perlu menambah saus tuk meningkatkan rasanya.

Nah bagi kamu yang ingin mencobanya, kamu mengunjungi setiap hari sabtu dengan mengeluarkan dana 135K (all you can eat). Promo ini maksimal untuk 30 orang dan saya belum tahu sampai kapan berakhirnya. Jadi bagi kamu yang ingin mencobanya disarankan tuk bertanya dulu biar semakin yakin.

Oke segitu saja dulu pengalaman saya menikmati hidangan Grand Mercure Hotel, tepatnya Orchid Restaurant. Semoga ulasan ini bisa menjadi referensimu.

Catatan

  • Lokasi di jalan Sutomo
  • Usahakan untuk mengikuti protokol kesehatan agar tenang saat menikmati makanan
  • Harga 135K, all you can eat
  • Foto ruangan (Realme 5 Pro) Makanan (Olympus EPL 6)
  • Instagram: @grandmercuremedan

Thursday 3 September 2020

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau

Siang hari yang panas, saya bersama saudara saya mampir di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau. Tempat ini sudah lama kami rencanakan karena sudah lama gak makan di luar bersama-sama. Alasan lainnya, tempat ini katanya luas jadinya kami penasaran tuk langsung mencobanya. Terus bagaimana kelanjutannya? Nah mulai dari sini bisa kamu simak ulasannya.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau
Ayam Penyet Cabe Hijau

Ayam Penyet Cabe Hijau berada di jalan Sunggal. Lokasi ini mungkin familiar bagi orang sekitar, namun tidak untuk saya karena saya sendiri bukan orang sekitar sini. Tapi lokasi ini cukup mudah ditemukan karena sudah tersedia di aplikasi maps dan akses menuju lokasi terbilang mulus dan cukup luas jalannya. Jadinya bisa membawa kendaraan pribadi.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Tampilan Luar
Tampilan Ayam Penyet Cabe Hijau

Untuk tampilannya, bisa kamu lihat halamannya cukup luas yang mungkin halaman untuk parkir kendaraan seperti mobil bisa diparkirkan. Sedangkan dekorasinya mengedepankan gaya tradisional/ciri khas nusantara yang cocok dinikmati bersama keluarga.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Indoor
Indoor Resto Ayam Penyet Cabe Hijau

Saat masuk ke resto, ciri khas nusantara bisa kamu rasakan mulai dari lantainya, pemilihan tempat duduk hingga dekorasinya, tidak lupa juga tone warna coklat yang mirip kayu menjadi andalannya yang bikin kamu betah berlama-lama.

Beralih dari indoor-nya, giliran outdoor-nya. Resto Ayam Penyet Cabe Hijau memiliki outdoor yang lumayan luas, bikin kamu bisa pilih tempat sesuai keinginan. Selain luas, dekorasi yang ditawarkan tidak kalah menarik dari indoor-nya yang terlihat asri, bikin kamu pingin mengabadikan lewat sosmed.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Outdoor
Outdoor Resto Ayam Penyet Cabe Hijau

Sibuk saya melihat outdoor dan indoor-nya, kami pun mulai kepikiran tempat duduk. Tuk tempatnya, kami pilih outdoor karena ingin merasakan suasana asri. Oiya tuk tempatnya bisa kami lihat di bawah ini.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Tempat Duduk
Tempat duduk di outdoor

Sudah pilih tempat duduk, waktunya memesan. Tuk pesanan, kami memesan Ayam Penyet Cabe Hijau, Cumi Goreng Tepung dan Mango Float. Biar gak lama-lama, yuk lihat fotonya.

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Menu 01
Ayam Penyet Cabe Hijau, 25k

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Menu 02
Cumi Goreng Tepung, 27k

Siang Hari di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau - Menu 03
Mango Float, 28k

Kalau ditanya rasanya, mungkin saya bilang enak. Tapi kalau kamu bertanya rasanya secara detail, saya gak bisa menjelaskannya karena lebih menikmati suasananya. Apalagi pas saya kesini sempat hujan yang semakin menambah adem dan betah berlama-lama.


Oke segitu saja dulu cerita siang hari saya di Resto Ayam Penyet Cabe Hijau. Semoga cerita ini bisa menjadi referensimu~


Catatan
Lokasi di jalan Sunggal
Instagram: @ayampenyet_cabehijau_mdn
Foto dan video menggunakan Realme 5 Pro