Menikmati hembusan angin malam nan sejuk, sering kunikmati bersama bandrek dan teh manis. Alasannya, menikmati bandrek dan teh manis sambil terhembus angin malam membuatku rileks setelah beraktifitas. Jadi siap menghadapi hari esok dengan berbagai persiapan.
Namun malam ini berbeda, berbeda karena teman minum malam ini bukan bandrek maupun teh manis. Teman minum malam ini adalah secangkir kopi. Iya secangkir kopi, tanpa gula maupun susu. Cukup nekat untukku yang jarang minum kopi. Kucoba menikmatinya di Anonimo Coffee, jalan T. Amir Hamzah.
Sebelum ceritanya sampai menikmati sejuknya malam di Anonimo Coffee, marilah kutuntun ceritanya.
Langkah awal bukanlah ingin mencoba kopi, tapi penasaran karena dari kejauhan kafe Anonimo Coffee terlihat sejuk dipandang tanpa hiruk-pikuknya manusia. Maklum aku datangnya pas hari kerja, jadi pengunjung tidak terlalu ramai.
Saat masuk ke dalam, terlihat suasana kafe yang tenang dan sejuk dengan adanya batang kayu dan pohon. Tidak lupa juga lampunya yang terang, membantuku melihat tampilan dan suasana Anonimo Coffee di malam hari.
Sambil menikmati suasana malam, kulihat berbagai aksesoris dan tempat yang membuat pelanggan semakin nyaman di kafe ini seperti ada tempat musholla, toilet, ruang khusus untuk perkumpulan (meeting), tempat parkir hingga tempat untuk foto ria di media sosial seperti aneka vespa, rimbunan kayu, tempat seduh kopi dan masih banyak lagi.
Sibuk menikmati suasana Anonimo Coffee yang sejuk, membuatku hampir lupa memesan teman malamku yaitu teh manis. Namun hal itu kubatalkan, mengingat kafe ini mengandalkan kopi sebagai menu andalannya.
Kuperhatikan baik-baik setiap nama menu kopi yang asing di kepalaku, lalu memanggil pelayan. Dengan sedikit malu bercampur bingung, kuucapkan kopi yang kuinginkan, "Amaro Gayo Sun-Dried, satu"
Pelayan bertanya kembali, "Ada yang lain?" Aku menggelengkan kepala menandakan tidak ada (cukup itu saja). Pelayan pun pergi untuk menyiapkan pesanan.
Mencoba menikmati kopi Amaro Gayo Sun-Dried |
Nunggu sambil menikmati sejuknya Anonimo Coffee, akhirnya pesananku tiba, Amaro Gayo Sun-Dried. Sekilas kulihat seperti kopi biasa seperti kopi sachet, tapi karena penasaran kucoba browsing untuk mengetahui kopi Amaro Gayo. Ternyata kopi Amaro Gayo Sun-dried adalah biji kopi yang berasal dari negeri Ethiopia. Alasan mengapa kopi Ethiopia ini diberi nama Amaro Gayo Sun-Dried, karena dipetik sekitar pegunungan Amato di sebuah kawasan kecil bernama Gayo. Sedangkan Sun-Dried merupakan proses pengolahannya, yakni proses pengeringan biji kopi menggunakan sinar matahari untuk mengurangi kadar air dalam biji kopi.
Setelah tahu tentang pesananku, waktunya mencicipi. Kopi yang kurasakan terasa pahit, serius pahit pada tegukan pertama karena jarang minum kopi. Tidak tahu mengatakan seperti apa rasanya, semuanya pahit. Namun Barista disana mengatakan rasa kopi yang kucoba bukan pahit, tapi ada rasa manisnya dan memiliki aroma selain kopi.
Mengikuti ucapan Barista, kucoba meneguknya kembali. Hasilnya rasa kopi yang kuminum cukup berbeda, seperti rasa asam-ringan yang membuat kepala tidak berdenyut seperti makan cabai. Semuanya jadi tidak pahit sesuai kata Barista, kecuali aromanya belum bisa kubedakan.
Nah setelah terbiasa menikmati kopi Amaro Gayo Sun-Dried, aku mencoba menikmatinya bersama suasana malam. Hasilnya cukup baik, sejuknya malam dan aroma kopi bertubrukkan menjadi satu, membuatku rileks untuk menikmati kafe dan kopinya. Padahal jarang minum kopi tanpa gula dan susu.
Akhirnya, menikmati sejuknya malam dengan secangkir kopi tidaklah buruk untuk orang yang jarang menikmati kopi tanpa gula dan susu seperti aku. Waktu pun tidak terasa, karena pengunjung yang datang tidak terlalu ramai, membuat pikiran semakin tenang.
Thanks Anonimo Coffee
0 comments
Post a Comment