Sebelumnya telah kubahas Sate Jon yang menjadi awal mula menulis kuliner sate di blogku ini. Nah untuk melanjutnya, aku mencoba sate kembali, namanya Nasi Sate Matang Bang Nan. Sebelumnya, apa kamu sudah pernah mencoba sate matang? Bagi kamu yang sudah, selamat karena berhasil menikmati sate matang. Tapi bagi kamu yang belum mencobanya, bisa simak cerita perjalananku menikmati sate matang dari Nasi Sate Matang Bang Nan.
Ceritaku mengunjungi sate ini bermula di siang hari yang cerah bersama saudaraku. Saatku kesana, abang penjual sate-nya lagi memasak sate yang membuatku semakin penasaran dengan sate matang. Tidak perlu waktu lama saat aku melihatnya memasak sate, langsung kuparkirkan kendaraanku untuk mencobanya.
Setelah kuparkirkan kendaraanku, aku langsung mencari tempat duduk bersama saudaraku agar bisa melihat proses pembuatan sate matang-nya. Untuk tampilannya bisa kamu lihat pada foto di atas.
Untuk prosesnya bisa kamu lihat pada foto di atas yang masih sama proses pembuatannya dengan sate yang lain. Sedangkan aroma tidak kuhirup mengingat banyaknya asap yang keluar dari arangnya.
Oiya, sambil melihat proses pembuatan satenya, kami juga menikmati suasana tempatnya. Untuk tempatnya bisa kamu lihat pada foto diatas yang tersedia bangku dan meja untuk 2 sampai 4 orang. Jadi bisa menikmatinya bersama teman dan keluarga.
Oke sate matang telah tiba. Sebelum menikmatinya, aku sempat browsing mengenai sate matang. Ternyata sate matang berasal dari provinsi Aceh, tepat kota Matang Geuleumpang Dua dari kecamatan kota kabupaten Bireuen. Untuk dagingnya, lebih banyak menggunakan daging kambing. Sedangkan kuahnya terpisah dari satenya.
Setelah membaca tulisan dari hasil browsing, aku mulai mencobanya. Untuk daging sate-nya menggunakan daging kambing. Saat kumakan, dagingnya terasa cukup keras tapi tidak alot (bingung cara menjelaskan) yang membuatku bisa merasakan daging dan aroma khas kambing. Lalu saat kucoba mencampurkannya dengan kuah, ternyata kuahnya lumayan manis. Aku pun mencoba menambahkan sambal dan rasanya tetap manis, mungkin karena efek daging kambingnya yang membuat kuah dan sambal menjadi manis.
Nah begitulah perjalananku menikmati sate dari Nasi Sate Matang Bang Nan. Bagi kamu yang penasaran, bisa mengunjunginya pada siang hari karena sate ini sudah buka pada jam itu. Kamu juga bisa pergi bersama teman agar banyak kegiatan yagn bisa dilakukan.
Akhir kata, semoga kamu yang membaca tulisan ini mendapatkan manfaat.
Catatan
Lokasi jalan Gajah Mada No. 56
Buka mulai jam 12.00 wib
Harga Rp 35.000
Ceritaku mengunjungi sate ini bermula di siang hari yang cerah bersama saudaraku. Saatku kesana, abang penjual sate-nya lagi memasak sate yang membuatku semakin penasaran dengan sate matang. Tidak perlu waktu lama saat aku melihatnya memasak sate, langsung kuparkirkan kendaraanku untuk mencobanya.
Sibuk cari tempat duduk agar bisa melihat prosesnya |
Setelah kuparkirkan kendaraanku, aku langsung mencari tempat duduk bersama saudaraku agar bisa melihat proses pembuatan sate matang-nya. Untuk tampilannya bisa kamu lihat pada foto di atas.
Sate lagi dibakar |
Untuk prosesnya bisa kamu lihat pada foto di atas yang masih sama proses pembuatannya dengan sate yang lain. Sedangkan aroma tidak kuhirup mengingat banyaknya asap yang keluar dari arangnya.
Ruangannya |
Oiya, sambil melihat proses pembuatan satenya, kami juga menikmati suasana tempatnya. Untuk tempatnya bisa kamu lihat pada foto diatas yang tersedia bangku dan meja untuk 2 sampai 4 orang. Jadi bisa menikmatinya bersama teman dan keluarga.
Sate matang |
Oke sate matang telah tiba. Sebelum menikmatinya, aku sempat browsing mengenai sate matang. Ternyata sate matang berasal dari provinsi Aceh, tepat kota Matang Geuleumpang Dua dari kecamatan kota kabupaten Bireuen. Untuk dagingnya, lebih banyak menggunakan daging kambing. Sedangkan kuahnya terpisah dari satenya.
Setelah membaca tulisan dari hasil browsing, aku mulai mencobanya. Untuk daging sate-nya menggunakan daging kambing. Saat kumakan, dagingnya terasa cukup keras tapi tidak alot (bingung cara menjelaskan) yang membuatku bisa merasakan daging dan aroma khas kambing. Lalu saat kucoba mencampurkannya dengan kuah, ternyata kuahnya lumayan manis. Aku pun mencoba menambahkan sambal dan rasanya tetap manis, mungkin karena efek daging kambingnya yang membuat kuah dan sambal menjadi manis.
Oiya, aku pun mencoba bertanya kepada saudaraku mengenati sate matangnya dan ternyata dia cukup suka karena kuahnya tidak pedas
Nah begitulah perjalananku menikmati sate dari Nasi Sate Matang Bang Nan. Bagi kamu yang penasaran, bisa mengunjunginya pada siang hari karena sate ini sudah buka pada jam itu. Kamu juga bisa pergi bersama teman agar banyak kegiatan yagn bisa dilakukan.
Akhir kata, semoga kamu yang membaca tulisan ini mendapatkan manfaat.
Catatan
Lokasi jalan Gajah Mada No. 56
Buka mulai jam 12.00 wib
Harga Rp 35.000
Sate Matang ini benar benar menarik karena akibat sudah sangat terbiasa dengan tipikal sate yang kalau ga sate Padang ya Sate kacang, jadi rasanya beneran pengalaman baru apalagi dengan kuah supnya itu
ReplyDeleteIya min serasa baru dengan pengalaman menikmati sate-nya, terutama kuahnya..
Delete